BISNISREAL.COM, JAKARTA – Lembaga HIGIVE bersama KH Hasan Makarim mengadakan kunjungan dan silaturahmi ke Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (DIRJENPAS) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham). Kunjungan ini bertujuan untuk membangun kerja sama dalam pembinaan dan pendampingan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) guna membantu mereka beradaptasi serta kembali ke masyarakat dengan lebih baik.
Dalam pertemuan yang berlangsung di kantor DIRJENPAS, Jl. Veteran No. 11, Jakarta Pusat, tim HIGIVE diterima oleh dua direktorat dalam sesi yang berbeda. Pertemuan pertama berlangsung di lantai 5 dengan Direktur Teknologi Informasi dan Kerja Sama Pemasyarakatan, yang diwakili oleh Ibu Tunggadewi Ratu Wardhani sebagai Penanggung Jawab bidang Kerja Sama dan Hubungan Antar Lembaga, didampingi oleh Ibu Innaka. Diskusi ini membahas ruang lingkup program serta rencana Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang akan segera ditandatangani.
Selanjutnya, tim HIGIVE melanjutkan pertemuan di lantai 4 dengan Kasubdit Pendampingan Klien dan Upaya Keadilan Restoratif Pemasyarakatan, Dr. Ir. Sigit Budiyanto. Dalam diskusi ini, ditekankan pentingnya pendampingan bagi WBP, baik selama menjalani masa pidana maupun setelah bebas. Salah satu gagasan yang muncul adalah pembentukan komunitas atau gerakan khusus untuk mendukung mantan WBP dalam proses reintegrasi sosial.
Perjanjian Kerja Sama dan Program Pembinaan
Dalam waktu dekat, DIRJENPAS dan HIGIVE akan menandatangani perjanjian kerja sama yang mencakup berbagai program pembinaan, termasuk Ideasi Bisnis bagi WBP. Program ini dirancang untuk memberikan pelatihan keterampilan, pendampingan sesuai minat dan bakat, serta edukasi mengenai pengelolaan bisnis dan pemasaran. Harapannya, keterampilan yang diberikan dapat membantu WBP tidak hanya selama berada di dalam lembaga pemasyarakatan, tetapi juga menjadi bekal berharga ketika mereka kembali ke masyarakat.
Ratu menyampaikan apresiasi atas inisiatif HIGIVE dalam mendukung program pembinaan WBP. “Kami sangat berterima kasih atas kunjungan ini. Pembinaan dan pendampingan WBP tentu tidak bisa kami lakukan sendiri. Kehadiran HIGIVE dengan program-programnya sangat membantu kami. Semoga kerja sama ini dapat segera direalisasikan,” ujarnya.
Sementara itu, Dr. Sigit Budiyanto menekankan pentingnya pendampingan bagi mantan WBP. “Bagaimana kalau kita buat komunitas bagi mereka yang sudah keluar? Di Balai Pemasyarakatan (BAPAS)-lah pendampingan lebih lanjut sangat dibutuhkan, karena mereka mulai berbaur kembali dengan masyarakat. Ini adalah masa yang rentan, sehingga mereka butuh perhatian ekstra agar bisa kembali hidup mandiri dan tidak kembali ke jalur yang salah,” paparnya.
Kolaborasi untuk Masa Depan WBP
Imron Faizn dari HIGIVE menjelaskan bahwa program yang akan dijalankan mencakup berbagai aspek, seperti coaching, pencarian minat dan bakat, pelatihan keterampilan, digital marketing, serta manajemen bisnis. “Program ini tidak hanya berjalan di dalam LAPAS atau RUTAN, tetapi juga akan berlanjut setelah mereka keluar. Tujuannya adalah agar mantan WBP dapat hidup dengan normal dan memperoleh penghasilan yang halal. Tentunya, keberhasilan program ini membutuhkan sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak yang berkompeten di bidang ini,” jelasnya.
Melalui kerja sama ini, diharapkan para WBP memiliki kesempatan yang lebih baik untuk memperbaiki hidup setelah menjalani masa hukuman. Sinergi antara HIGIVE dan DIRJENPAS menjadi langkah konkret dalam mendukung proses reintegrasi sosial bagi mantan narapidana, sehingga mereka dapat kembali menjadi bagian yang produktif dalam masyarakat.