BISNISREAL.COM, Bogor – Sering kesulitan membedakan ikan nila dan mujair? Keduanya memang sama-sama menjadi menu favorit di meja makan, tapi ternyata berasal dari spesies yang berbeda. Dosen Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, Kurnia Anggraini Rahmi, MSc, menjelaskan bahwa secara morfologi dan karakteristik biologis, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.
Ia menjelaskan, ikan nila (Oreochromis niloticus) memiliki tubuh bulat pipih dengan punggung yang agak tinggi. Garis lurus memanjang tampak jelas pada sirip ekor dan sirip punggung. Warna tubuh nila cenderung hitam keabu-abuan dengan sisik besar dan kasar. “Bagian kepala ikan nila relatif kecil dibandingkan dengan ukuran mulutnya, tetapi matanya besar dan menonjol,” katanya.
Lebih lanjut Kurnia mengatakan, ikan nila memiliki moncong berukuran sedang, sisik bertipe sikloid, serta tiga baris sisik di area pipi. “Ciri lainnya adalah sirip punggung dan dubur tampak tumpul, sementara sirip dada runcing. Sirip ekornya menampilkan garis vertikal sempit, dan terdapat bercak gelap pada sudut operculum,” tambahnya. Dalam hal identifikasi ilmiah, ikan nila memiliki rumus sirip D XV.10; C 0.17; A VIII.10; P I.5; dan V II.10
Tak hanya dari segi morfologi, kemampuan reproduksi ikan nila juga mengesankan. Ikan nila dapat memijah dalam kurun waktu 14 hari sekali secara berulang, kurang lebih 2-3 kali sebelum ikan nila tersebut mengalami masa rematurasi. Jika dalam masa pemijaham ikan nila mengerami telur-telurnya, satu siklus pemijahan bisa berlangsung selama satu bulan.
Di sisi lain, ikan mujair (Oreochromis mossambicus) menunjukkan karakteristik morfologis yang berbeda. Warna sirip punggung pada mujair umumnya hitam dengan ujung sirip kemerahan, dan sirip ekor tidak memiliki pola garis-garis. Mujair memiliki gigi faring yang halus, serta bentuk rahang dan kepala yang khas, terutama pada jantan dewasa yang sedang bereproduksi. “Jantan dewasa memiliki kepala bagian atas yang cekung, warna tubuh menjadi hitam, dan bagian bawah kepala tampak putih. Tepi sirip punggung serta sirip ekor tampak kemerahan,” ucap Kurnia. Sementara itu, betina dan mujair muda memperlihatkan pola garis-garis dan belang di bagian tengah tubuh serta punggung. Rumus sirip ikan mujair adalah D XVII.12; C 0.20; A III.10; P II.24; dan V III.10.
Dalam aspek reproduksi, ikan nila dan ikan mujair tidak jauh berbeda. Ikan mujair jantan membangun sarang sebagai tempat pemijahan. Betina dapat menghasilkan hingga 1.775 telur matang yang menetas dalam waktu 3 hingga 5 hari. Menariknya, burayak (anak ikan) tetap diasuh di dalam mulut induknya selama sekitar satu minggu tambahan setelah dilepaskan. “Pemijahan ikan mujair bisa terjadi lebih dari satu kali dalam satu musim, tergantung kondisi lingkungan. Bahkan, spesies ini mampu berkembang biak di perairan dengan salinitas tinggi antara 35 hingga 49 ppt,” ucapnya seperti disampaikan di laman resmi ipb university.