BISNISREAL.COM, Bogor – Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy menegaskan pentingnya sektor kelapa sawit dalam mewujudkan ketahanan pangan dan energi nasional. Hal ini disampaikan dalam Seminar Nasional bertajuk “Huluisasi dan Hilirisasi Sawit sebagai Motor Penggerak Pertumbuhan Ekonomi Indonesia serta Mewujudkan Ketahanan Pangan dan Energi Nasional” di IPB Convention Center, Selasa (11/3). “Kelapa sawit adalah salah satu komoditas strategis nasional yang mendukung agenda transformasi ekonomi Indonesia. Dengan industrialisasi dan hilirisasi yang tepat, sawit dapat berkontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, serta ketahanan energi dan pangan,” ujar Menteri Rachmat Pambudy.
Pemerintah telah menetapkan arah kebijakan pembangunan melalui UU No. 59 Tahun 2024 tentang RPJPN 2025-2045 serta Perpres No. 12 Tahun 2025 tentang RPJMN 2025-2029. Kelapa sawit ditempatkan sebagai sektor strategis yang mendukung transformasi ekonomi melalui peningkatan inovasi, produktivitas, dan daya saing industri. Strategi hilirisasi sawit akan dilakukan secara bertahap, mulai dari penguatan ekosistem industrialisasi pada 2025-2029, peningkatan kompleksitas produk industri pada 2030-2034, penguatan daya saing global pada 2035-2039, hingga menjadikan Indonesia sebagai manufacturing hub dunia pada 2040-2045.
Upaya ini selaras dengan kebijakan penguatan industri berbasis SDA unggulan, industri padat karya terampil, padat teknologi, dan berorientasi ekspor. Kelapa sawit memiliki peran signifikan dalam mendukung ketahanan pangan nasional, salah satunya melalui Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (SISKA). Model ini memungkinkan sinergi perkebunan sawit dan peternakan sapi, yang berdampak pada peningkatan produktivitas, pendapatan pekebun, serta keberlanjutan lingkungan. Selain itu, sawit juga menjadi sumber utama energi terbarukan melalui pengembangan biodiesel. Kebijakan mandatori biodiesel yang telah mencapai B35 sejak 2023 akan terus diperkuat, dengan target implementasi B40 pada 2025 dan pengembangan bioetanol untuk mengurangi ketergantungan impor BBM.
Untuk mendukung pembangunan rendah karbon, pemerintah juga mendorong pengelolaan sawit yang lebih berkelanjutan, termasuk menghindari ekspansi ke lahan gambut, menerapkan pertanian regeneratif, serta meningkatkan sertifikasi ISPO. Selain itu, konsep ekonomi sirkular akan diterapkan dengan memanfaatkan limbah sawit sebagai sumber energi dan bahan baku industri. Pemerintah juga menekankan pentingnya inovasi dalam pengelolaan industri sawit, termasuk diversifikasi produk hilir untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing global. “Dengan pendekatan yang tepat, hilirisasi sawit dapat memberikan manfaat besar, tidak hanya bagi perekonomian nasional, tetapi juga bagi kesejahteraan petani dan kelestarian lingkungan. Kolaborasi antara pemerintah, industri, dan akademisi menjadi kunci untuk memastikan keberlanjutan sektor ini,” pungkas Menteri Rachmat Pambudy. Sumber foto bappenas.go.id