Indonesia Bidik Investasi dan Kemitraan Strategis di World Expo 2025

Paviliun Indonesia di Expo Osaka Paviliun Indonesia di Expo Osaka

BISNISREAL.COM, Jakarta – Indonesia Bidik Investasi dan Kemitraan Strategis di World Expo 2025, yang mengusung tema “Designing Future Society for Our Lives,” merupakan wadah ideal bagi Indonesia untuk menampilkan sinergi antara kekayaan alam, pengetahuan budaya, dan kemajuan teknologi yang dimilikinya. Paviliun Indonesia di Expo 2025 mewujudkan visi ini melalui integrasi yang harmonis antara alam, budaya, dan masa depan, di bawah tema “Thriving in Harmony – Nature, Culture, Future” yang terinspirasi dari Tri Hita Karana, filosofi luhur dari Bali yang menekankan harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta. Kearifan lokal ini membimbing Indonesia dalam menerapkan prinsip keberlanjutan melalui pendekatan holistik yang mendorong tanggung jawab penuh terhadap diri sendiri, masyarakat, dan bumi.

Mulai tanggal 13 April hingga 13 Oktober 2025, Paviliun Indonesia mengundang para pengunjung dari seluruh dunia untuk merasakan kekayaan warisan budaya serta inovasi masa depan Indonesia di Osaka, Kansai, Jepang. Lebih dari sekadar ajang pameran budaya, Paviliun ini merefleksikan peran abadi Indonesia sebagai titik temu pertukaran global—rumah bagi peradaban kuno, jaringan perdagangan yang dinamis, dan kekayaan budaya yang luar biasa—serta menegaskan posisinya sebagai salah satu destinasi paling menarik di dunia untuk investasi, kolaborasi, dan inovasi.

Dengan populasi yang dinamis, sumber daya alam yang melimpah, serta komitmen kuat terhadap pembangunan hijau dan inklusif, Indonesia membuka pintu bagi kerja sama dan kemitraan yang bermakna—menawarkan kepada para pengunjung bukan hanya pengalaman yang tak terlupakan, tetapi juga akses menuju beragam peluang.

Rachmat Pambudy, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, menegaskan, “Partisipasi Indonesia yang kedelapan dalam World Expo—kembali ke Osaka pada tahun 2025, kota yang menjadi tempat debut Indonesia pada tahun 1970—menunjukkan komitmen berkelanjutan kami terhadap kolaborasi dan inovasi global. Kehadiran Indonesia saat itu dan sekarang mencerminkan visi strategis untuk menampilkan kekayaan warisan budaya, ketahanan ekonomi, dan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan. Perjalanan ini mencerminkan pertumbuhan Indonesia sebagai bangsa yang dinamis dan visioner—yang berkembang dalam harmoni dengan komunitas global dan memanfaatkan platform bergengsi ini untuk mendorong perdagangan, investasi, dan kerja sama internasional menuju masa depan yang lebih baik.”

Perjalanan Melintasi Waktu dan Ruang
Terinspirasi dari warisan maritim Indonesia yang mengakar kuat, Paviliun Indonesia hadir sebagai mahakarya arsitektur yang menyerupai sebuah kapal megah—melambangkan sejarah bangsa kepulauan yang besar sebagai negeri pelaut, sekaligus pelayaran menuju masa depan yang berkelanjutan.

Di dalamnya, setiap area menghadirkan pengalaman multisensorial yang memadukan tradisi dan teknologi, memberikan wawasan mendalam mengenai aspirasi Indonesia menjelang satu abad kemerdekaannya. Sorotan utama paviliun diwujudkan melalui pengalaman bercerita imersif yang membawa pengunjung menjelajah dari kedalaman bumi hingga panorama Indonesia dari atas, dan berpuncak pada visualisasi Indonesia Emas 2045—sebuah visi nasional menuju masa depan yang makmur, inklusif, dan berkelanjutan.

Terkait komitmen Indonesia, Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri, menyampaikan, “Di panggung dunia ini, kami dengan bangga memperkenalkan Indonesia sebagai destinasi kelas dunia untuk wisata spesial, di mana kearifan masa lalu berpadu dengan kemewahan modern. Komitmen kami teguh — untuk membangun sektor pariwisata yang memberdayakan komunitas lokal, melestarikan warisan alam, dan menumbuhkan ekonomi hijau yang berkelanjutan.”

Menjembatani Kerja Sama Ekonomi dan Internasional
Indonesia memandang Expo 2025 sebagai platform strategis untuk mendorong peningkatan foreign direct investment (FDI) serta menunjukkan komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan, inovasi, dan kemitraan global. Dengan proyeksi lebih dari 28 juta pengunjung dan partisipasi dari 158 negara serta 7 organisasi internasional, kehadiran Indonesia di ajang ini selaras secara strategis dengan target pertumbuhan jangka panjang yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045.

“Partisipasi Indonesia di Expo 2025 lebih dari sekadar sebuah pameran, Paviliun ini mewakili visi transformasi Indonesia. Kami di sini untuk membuka babak baru dalam kerja sama global dengan menyediakan peluang investasi yang tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan,” jelas Leonardo Sambodo, Deputi Bidang Pangan, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup.

Berdasarkan pencapaian luar biasa di Expo 2020 Dubai, di mana Paviliun Indonesia menyambut 2,5 juta pengunjung dan mencatatkan transaksi bisnis sebesar US$2 miliar, Indonesia bertujuan untuk menarik 2,8 hingga 3,5 juta pengunjung selama acara enam bulan di Osaka. Paviliun Indonesia merupakan hasil dari proses persiapan bertahun-tahun yang dimulai pada 2022, mencerminkan perencanaan strategis jangka panjang dan membangin fondasi bagi Paviliun ini untuk menjadi jembatan dinamis bagi investasi, bisnis, dan diplomasi budaya.

Membuka Pintu Peluang di Ekonomi yang Bertransformasi
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, Indonesia menargetkan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 8% dari PDB. Untuk mencapai tujuan ambisius ini, dibutuhkan pembiayaan pembangunan yang substansial dan investasi untuk mendorong sektor-sektor strategis serta mempercepat akumulasi infrastruktur. Total kebutuhan pembiayaan diperkirakan mencapai IDR 10.303 triliun, setara dengan 6,7% dari PDB kumulatif (harga berlaku) untuk periode 2025–2029, dengan sekitar 30% (IDR 3.090,9 triliun) diharapkan berasal dari partisipasi sektor swasta. Hal ini menyoroti pentingnya kolaborasi yang kuat dan kebutuhan akan pendekatan pembiayaan yang strategis dan inovatif yang melibatkan sumber daya publik dan swasta. Dengan Expo 2025 sebagai wadah langka dan berdampak tinggi untuk melibatkan pengambil keputusan utama, Indonesia siap untuk mempresentasikan proyek-proyek strategisnya kepada dunia.

Sebuah ruang khusus untuk diskusi produktif dan kolaborasi strategis disediakan, termasuk pusat bisnis, ruang VIP, dan ruang pertemuan pribadi—semua dilengkapi dengan TV untuk mendukung presentasi yang produktif. Lebih dari 40 forum bisnis yang diusulkan oleh kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan sektor swasta akan diselenggarakan selama periode Expo, yang bertujuan untuk mempercepat kolaborasi dan membuka investasi di:

Pengembangan Sumber Daya Manusia: Kolaborasi Indonesia–Jepang di sektor tenaga kerja, serta penguatan inovasi teknologi kesehatan melalui pemanfaatan aset digital berbasis data pernapasan dengan Breathe Blockchain

Inisiatif Nilai Tambah Ekonomi: Energi terbarukan, ketahanan pangan, dan penguatan rantai pasokan domestik

Infrastruktur Strategis: Pembangkit listrik, jalur trem, pengolahan limbah, kawasan industri, perhotelan dan rekreasi

Pembangunan Perkotaan: Kawasan metropolitan baru, dan kota pintar

Ekonomi Hijau: Bahan bakar B100 berbasis kelapa sawit, pengelolaan limbah, dan perdagangan karbon

Pariwisata & Industri Kreatif: Destinasi kelas dunia Indonesia, fesyen dan arsitektur ramah lingkungan, minyak aromatik, serta kebugaran tradisional

Menteri Widiyanti Putri lebih lanjut menegaskan, “Lebih dari sekadar pameran, ini adalah undangan terbuka untuk berkolaborasi dan membuka potensi penuh wellness tourism Indonesia. Pengunjung akan memahami mengapa Wonderful Indonesia adalah masa depan mindful travel dan memulai perjalanan mereka menuju permata khatulistiwa.”

“Target kami adalah mencapai pertumbuhan ekonomi 8%, dengan investasi sebagai kekuatan pendorong. Expo 2025 adalah wadah kunci untuk mempromosikan investasi, dan kami bertujuan untuk memanfaatkan acara ini sebaik-baiknya, menarik investor dari seluruh dunia,” ujar Nurul Ichwan, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM.

Indonesia Targetkan Dampak Ekonomi Lebih Besar dari Expo 2020 Dubai di Ajang World Expo 2025 Osaka
Pemerintah Indonesia menargetkan capaian ekonomi yang melampaui hasil yang diraih pada Expo 2020 Dubai, yang mencatatkan nilai investasi dan transaksi hingga USD 2 miliar. Melalui partisipasi di Expo 2025 Osaka, Indonesia berupaya menangkap peluang ekonomi bernilai tinggi dengan memanfaatkan momentum global untuk mendorong arus investasi, memperkuat citra nasional, dan mempercepat transformasi ekonomi berkelanjutan.

“Berdasarkan kesuksesan dari berbagai expo internasional sebelumnya, kami melihat potensi besar bagi Indonesia untuk meraih keuntungan ekonomi yang signifikan. Dengan momentum yang mengelilingi Expo Osaka 2025, kami yakin acara ini akan membawa manfaat yang lebih besar di berbagai bidang utama seperti investasi dan perdagangan, pariwisata, citra nasional, pencapaian SDGs, serta penguatan kerja sama internasional,” ujar Fajarini Puntodewi, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan.

Sejalan dengan visi ambisius ini, pemerintah Indonesia telah menjalin kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan utama—termasuk Astra—untuk memperkuat partisipasi negara ini di Expo 2025 dan memajukan tujuan keberlanjutan Indonesia secara global. Astra, salah satu perusahaan publik terbesar dan terdiversifikasi di Indonesia, memainkan peran vital dalam kolaborasi ini. Dengan 293 anak perusahaan, usaha patungan, dan afiliasi, serta lebih dari 200.000 karyawan, Astra beroperasi di berbagai sektor, termasuk Otomotif, Layanan Keuangan, Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi & Energi, Agribisnis, Infrastruktur dan Logistik, Teknologi Informasi, dan Properti. Komitmen Astra untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia dan memperkuat ketahanan ekonomi bangsa sejalan dengan misi Paviliun Indonesia untuk menampilkan inovasi dan kemajuan. Melalui kemitraan ini, baik pemerintah maupun Astra bertujuan untuk menonjolkan upaya Indonesia menuju pembangunan berkelanjutan dan kemajuan teknologi di panggung dunia.

Kepulauan Penuh Seni: Merayakan Semangat Kreatif Indonesia
Salah satu sorotan utama dari Paviliun Indonesia adalah kehadiran kuat para seniman kontemporer Indonesia ternama yang karya-karyanya menghidupkan Nature Zone. Di antaranya: Indieguerillas, Nasirun, Nyoman Nuarta, Naufal Abshar, Mang Moel, dan Arkiv Vilmansa. Para seniman ini menafsirkan kembali spesies asli yang terancam punah—seperti Harimau Sumatra, Macan Tutul Jawa, Orangutan, dan Komodo—melalui gaya seni yang khas, yang berbicara tentang tradisi sekaligus futurisme.

“Paviliun Indonesia di Expo 2025 Osaka menyambut dunia untuk menemukan harmoni antara alam, budaya, dan masa depan—memadukan tradisi dengan inovasi, kemanusiaan dengan alam, serta seni dengan ilmu pengetahuan. Melalui pengalaman imersif dan interpretasi artistik tentang spesies yang terancam punah, paviliun ini menampilkan kreativitas Indonesia yang kaya, keanekaragaman hayati, dan visi berkelanjutan untuk masa depan yang berkembang,” tambah Leonardo Sambodo.

Pengunjung diundang untuk berinteraksi dengan karya seni ini dan mengakses konten digital yang memperkaya pengalaman, memberikan wawasan lebih dalam mengenai spesies tersebut dan proses kreatif di baliknya. Ini adalah perayaan keanekaragaman hayati Indonesia dan keterhubungannya yang dalam dengan ekspresi budaya.

Sejalan dengan tujuan keberlanjutan yang lebih luas, pemerintah Indonesia juga bekerja sama dengan Artha Graha Peduli yang memiliki komitmen panjang terhadap pengembangan lingkungan dan komunitas yang memainkan peran penting dalam mendukung agenda keberlanjutan Indonesia. Melalui pengelolaannya atas Tambling Wildlife Nature Conservation, sebuah kawasan hutan seluas 48.153 hektar dan kawasan konservasi laut seluas 14.089 hektar di Lampung, Ujung Selatan Sumatra, Artha Graha Peduli berkontribusi pada upaya konservasi yang vital. Sejak 1996, Tambling Wildlife Nature Conservation telah fokus pada reboisasi, konservasi satwa liar—termasuk penyelamatan dan rehabilitasi Harimau Sumatra—serta pengembangan komunitas lokal, yang secara sempurna melengkapi misi Paviliun Indonesia untuk menyoroti inovasi dan kemajuan dalam pembangunan berkelanjutan.

Melengkapi karya seni statis ini adalah pengalaman sinematik yang memukau berjudul “Nusantara Odyssey,” yang diciptakan oleh seniman visual Isha Hening dan Ign. Raditya Bramantya. Melalui visual imersif, tekstur, dan penceritaan, karya ini mengundang penonton untuk merasakan ritme lanskap, mitos, dan kekuatan alam Indonesia.

Setelah itu, pengunjung dapat menjelajahi pameran fotografi “Wajah Nusantara” karya Davy Linggar, sebuah tampilan kuratorial senjata pusaka—senjata tradisional dari berbagai daerah yang diwariskan turun-temurun—serta instalasi video tentang seni bela diri Indonesia dan pembuatan senjata tradisional.

Dari sini, pengunjung diundang untuk melanjutkan perjalanan mereka melalui pameran yang merayakan warisan tekstil kaya Indonesia, yang dipersembahkan oleh Kementerian Pariwisata. Pengalaman dimulai dengan ikat tenun tangan karya Obin, yang dikenal luas sebagai penjaga warisan tekstil Indonesia, dan kain tenun tangan menggunakan pewarna alami yang dipajang pada struktur menyerupai layar terinspirasi dari perahu tradisional, serta sebuah pusat perhatian berupa instalasi menyerupai kapal Phinisi tujuh layar yang mencolok. Tekstil-tekstil dari seluruh kepulauan, yang dipilih dari pengrajin yang dilatih oleh Cita Tenun Indonesia—sebuah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk melestarikan dan mempromosikan tekstil tenun tradisional Indonesia melalui dokumentasi, pelatihan, dan kolaborasi—menampilkan keterampilan tak lekang oleh waktu dari pengrajin yang keahliannya telah diwariskan turun temurun. Diciptakan kembali dengan sentuhan modern yang hidup, karya-karya ini menggabungkan tradisi dengan desain kontemporer untuk penggunaan sehari-hari. Seiring berkembangnya pameran, inovasi tekstil baru seperti Batik eco-print mungkin akan diperkenalkan, menyatukan cerita tentang keterampilan, tradisi, dan keberlanjutan.

Area ini juga mengarah ke Teater dengan 180 tempat duduk, di mana sebuah karya sinematik yang diproduksi secara khusus oleh Titimangsa, sebuah organisasi seni yang didedikasikan untuk melestarikan dan mempromosikan warisan budaya melalui pertunjukan panggung inovatif, bekerja sama dengan Garin Nugroho, seorang sutradara film dan seniman multidisipliner yang dikenal dengan film-filmnya yang menggugah pikiran dan menggabungkan komentar sosial dengan narasi budaya yang kaya, menghidupkan narasi budaya dan alam Indonesia melalui visual yang terinspirasi dari perjalanan Wayang Bali dan filosofi Tri Hita Karana.

Setiap elemen material dan ruang dikurasi untuk mencerminkan konteks budaya: pencahayaan lembut yang mensimulasikan sinar matahari yang disaring melalui kanopi hutan, suara latar yang membangkitkan kehidupan hutan, dan sentuhan desain yang mengingatkan pada bentuk-bentuk bahasa daerah di seluruh kepulauan.

Kerajinan, Pertunjukan & Desain: Tradisi Hidup Indonesia
Culture Zone di Paviliun menghidupkan warisan Indonesia tak berwujud—melalui demonstrasi langsung kerajinan tradisional dan pertunjukan harian. Di sini, pengunjung akan menyaksikan pembuatan obat herbal Indonesia, kosmetik tradisional, dan teknik tenun yang telah diwariskan turun-temurun.

Pertunjukan tari tradisional dan seni bela diri akan digelar secara rutin, menampilkan disiplin seni dan tradisi gerak yang mendalam dari Indonesia. Setiap ekspresi—baik melalui kain, gerakan, atau ritual—dihadirkan bukan sebagai peninggalan masa lalu, tetapi sebagai praktik hidup yang terus berkembang di Indonesia saat ini.

Desain yang Bercerita
Dibangun dengan prinsip desain ramah lingkungan, paviliun ini memastikan penggunaan sumber daya alam yang efisien sambil memperkecil dampak lingkungan. Salah satu inovasi utama adalah penggunaan kayu Plana, yang terbuat dari 60% sisa sekam padi, 30% limbah plastik daur ulang, dan 10% aditif, menawarkan alternatif berkelanjutan dari kayu konvensional. Struktur ini juga mengintegrasikan sistem pencahayaan dan pendinginan yang hemat energi untuk mengurangi emisi karbon, serta bahan-bahan daur ulang dan berkelanjutan untuk membatasi limbah. Selain itu, paviliun ini memanfaatkan sumber energi terbarukan dan mengoptimalkan pemanfaatan cahaya alami, semakin memperkuat komitmennya terhadap keberlanjutan.

Setelah Expo 2025, elemen-elemen terpilih dari Paviliun akan dipergunakan kembali atau dipindahkan untuk menjadi aset budaya dan edukasi. Beberapa komponen akan dipamerkan di Kedutaan Besar Indonesia di Jepang, sementara yang lainnya akan didaur ulang atau dimanfaatkan kembali untuk memastikan warisan yang terus hidup setelah acara enam bulan tersebut.

Memperkenalkan Tumtum: Wajah Indonesia yang Ramah
Menambah pesona dan aksesibilitas Paviliun adalah Tumtum, maskot resmi Paviliun. Tumtum terinspirasi oleh motif Batik Truntum, yang melambangkan cinta yang abadi dan terus berkembang. Tumtum diwakili oleh tiga karakter—Tumala, Tumbaya, dan Tumasa—yang masing-masing mewakili aspek utama identitas Indonesia. Tumala mencerminkan cinta Indonesia terhadap lingkungan (Nature), Tumbaya mewakili keharmonisan masyarakat Indonesia yang beragam (Culture), dan Tumasa menandakan optimisme terhadap cita-cita Indonesia Emas 2045 (Future).

Pengalaman Kuliner & Kerajinan
Perjalanan ke Indonesia tidak akan lengkap tanpa mencicipi kuliner khas. Pengunjung dapat mengunjungi restoran di Paviliun, di mana menu yang telah dikurasi menawarkan cita rasa warisan kuliner Indonesia—termasuk kopi Mandheling dan Toraja yang sudah dikenal luas, disajikan oleh KAPPI. Sementara itu, area ritel akan menampilkan barang-barang kerajinan tangan yang mencerminkan keragaman dunia desain Indonesia—mulai dari tekstil artisanal hingga reinterpretasi kontemporer dari bentuk-bentuk tradisional.

Untuk berita terbaru mengenai partisipasi Indonesia di Expo 2025 dan perkembangan seputar Paviliun Indonesia, kunjungi situs resmi di expo2025indonesia.id dan ikuti Instagram @expo2025indonesia. Untuk informasi lebih lanjut, silakan merujuk pada lembar fakta dalam paket pers. Sumber bappenas.go.id

Follow Us

@2025 BisnisReal.com All Rights Reserved – Design & Developed by XUANTUM