IPB University Hadirkan Produk Inovasi Berbasis Singkong (Cassava)

Produk inovasi singkong Produk inovasi singkong

BISNISREAL.COM, Bogor – IPB University Hadirkan Produk Inovasi Berbasis Singkong (Cassava). Singkong yang dahulu dikenal sebagai makanan pokok rakyat dan murahan, kini menjelma menjadi komoditas strategis dengan potensi ekonomi yang mahal dan menjanjikan sehingga mampu menawarkan peluang bisnis yang luas dan beragam. IPB University menghadirkan tiga produk pangan sehat berbasis cassava (singkong), yakni Flourina (tepung komposit terfortifikasi), Cassafits (beras analog), dan Chocoferin (cookies terfortifikasi). Ketiga produk sehat berbasis cassava tersebut dikenalkan saat acara peluncuran di Atrium Botani Square, Kota Bogor beberapa waktu.

Prof Erika B Laconi, Kepala Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi (LKST) IPB University mengatakan, produk-produk ini merupakan hasil dari Riset Inovatif Produktif (Rispro) Invitasi yang didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Kementerian Keuangan Republik Indonesia.  “Hari ini IPB University meluncurkan tiga produk inovasi berbasis cassava. Langkah ini menandai kolaborasi yang baik dari hasil inovasi IPB University, hulu ke hilir, mulai dari budi daya hingga produk siap konsumsi. Artinya, dari mulai farm sampai dengan on the table, kita wujudkan hari ini,” ucap Prof Erika.

Untuk itu, IPB University berkomitmen untuk terus berinovasi demi memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Singkong diyakini memiliki potensi besar sebagai andalan pangan masa depan berkat banyaknya fortifikasi dan diversifikasi yang dapat dilakukan. “Kita tidak akan berhenti hanya hari ini saja. Kita akan terus berkarya memenuhi pangan masyarakat Indonesia. Singkong akan menjadi andalan kita dengan banyaknya fortifikasi dan diversifikasi yang dilakukan ke depan,” tegasnya.

Prof Slamet Budijanto, ketua tim peneliti mengungkap alasan di balik pemilihan singkong sebagai produk pangan sehat ini. Ia mengaku ingin memberikan alternatif sumber karbohidrat untuk pangan pokok bagi masyarakat. “Bahwa sebetulnya karbohidrat itu tidak hanya beras, bisa dari aneka sumber karbohidrat, salah satunya cassava,” jelasnya.

Selain itu, cassava dipilih karena kemampuannya untuk tumbuh dengan mudah di berbagai kondisi tanah. Dengan mengangkat potensi cassava, diharapkan Indonesia tidak lagi terlalu bergantung pada satu jenis pangan pokok. IPB University berharap pangan lokal seperti cassava dapat semakin diangkat dan menjadi pangan pokok alternatif yang berkelanjutan bagi bangsa. “Dengan kita mengangkat cassava ini, diharapkan kita tidak bergantung (pada satu jenis pangan). Bukan untuk menggantikan beras, ya, tapi bahwa padi ada pendampingnya sehingga tekanan terhadap beras itu lebih berkurang,” ungkapnya.

Salah satu peneliti, Prof Feri Kusnandar, menjelaskan bahwa Flourina atau tepung komposit cassava hadir untuk bisa diolah menjadi berbagai produk, baik sebagai bahan baku industri maupun untuk penggunaan rumah tangga. Selanjutnya, beras analog dan cookies berbahan dasar kasava yang dinamai Cassafits dan Chocoferin menunjukkan fleksibilitas cassava dalam menghasilkan produk-produk olahan pangan industri. “Mudah-mudahan kita tidak terlalu tergantung pada terigu dalam menghasilkan produk-produk olahan. Jadi, kita bisa memanfaatkan bahan baku lokal, di antaranya singkong ini,” tutupnya dikutip dari laman ipb.ac.id.

Follow Us

@2025 BisnisReal.com All Rights Reserved – Design & Developed by XUANTUM